Tuesday, November 3, 2015

TUGAS 2 ETIKA PROFESI AKUNTANSI (PETANYAAN UNTUK KELOMPOK 1)

Nama Kelompok:
Andrianto Chandra            20212849
Arwinda Widya Putri         21211214
Ghea Puspa Anugrah         23212133
Heru Prasetyo                     23211359
Julio Indra Pratama          23212993
Maria Stephanie                 24212429
Melisa Maria                       24212545
Nurmala Ekatami              25212513
Rita Purnama Sari             26212484
Suminar                               27212196
Tuti Anggraeni                   27212498
Materi mengenai : Pengertian Etika, Prinsip-prinsip etika, Basis etika dan Egoisme
  1. Apakah kualifikasi seseorang yang dapat dikatakan sebagai seorang akuntan? Apakah hanya lulusan akuntansi saja? Berikan pendapat Anda!
  2. Mengapa seorang akuntan harus mematuhi etika profesi akuntansi? Jelaskan pendapat Anda!
  3. Apakah etika profesi akuntan hanya harus dimiliki oleh seseorang akuntan atau seluruh lulusan akuntansi juga harus memiliki etika tersebut?
  4. Jelaskan perkembangan profesi akuntan di Indonesia!
  5. Didalam dunia akuntansi, akuntan mempunyai suatu etika yang harusnya dipatuhi dan dijalankan oleh setiap anggota. Berilah contoh dari kasus prinsip etika profesi akuntansi Kerahasiaan yang pernah terjadi pada perusahaan besar di Indonesia dan berikan analisisnya dari kasus tersebut!

Tuesday, October 13, 2015

ETIKA PROFESI AKUNTAN

Tugas Softskill - Etika Profesi Akuntan
Nama Kelompok:
Andrianto Chandra                 20212849
Arwinda Widya Putri             21211214
Ghea Puspa Anugrah              23212133
Heru Prasetyo                         23211359
Julio Indra Pratama                 23212993
Maria Stephanie                      24212429
Melisa Maria                           24212545
Nurmala Ekatami                    25212513
Rita Purnama Sari                   26212484
Suminar                                   27212196
Tuti Anggraeni                        27212498


1.    Akuntan Sebagai Profesi dan Peran Akuntan
Akuntan adalah mereka yang lulus pendidikan stratasat (S1) program studi akuntansi dan telah memperoleh gelar  profesi akuntan melalui pendidikan dari Departemen Pendidikan Nasional atas rekomendasidari organisasi profesi Institut Akuntan Indonesia (IAI). Bidang pekerjaan dan ruang lingkup tugaspara akuntan ini bisa sangat luas dan beragam. Mereka dapat bekerja disektor swasta (perusahaan dan lembaga nonpemerintahan, mereka bisa bekerja pada departemen/ bagian Akuntansi, Keuangan, Anggaran, Audit Internal dan bagian lain yang sejenis) dan sektor publik (BUMN, lembaga-lembaga negara, dan pemerintahan).
Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.
Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.
Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada.Jenis Profesi yang ada antara lain :
1.        Akuntan Publik
Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit yang bersifat independen. Yaitu memberikan jasa untuk memeriksa, menganalisis, kemudian memberikan pendapat / asersi atas laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
2.        Akuntan Manajemen
Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di perusahaan-perusahaan. Akuntan manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan di perusahaan
3.        Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di lembaga-lembaga pendidikan, seperti pada sebuh Universitas, atau lembaga pendidikan lainnya. Akuntan manajemen bertugas memberikan pengajaran tentang akuntansi pada pihak – pihak yang membutuhkan.
4.        Akuntan Internal
Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
5.        Konsultan SIA / SIM
Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan diluar pekerjaan utamanya adalah memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan sistem informasi dalam sebuah perusahaan.Seorang Konsultan SIA/SIM dituntut harus mampu menguasai sistem teknologi komputerisasi disamping menguasai ilmu akuntansi yang menjadi makanan sehari-harinya. Biasanya jasa yang disediakan oleh Konsultan SIA/SIM hanya pihak-pihak tertentu saja yang menggunakan jasanya ini.

6.        Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi pajak
                  
2.    Ekspektasi Publik
Tujuan utama bisnis adalah bersifat ekonomis, yaitu dalam menjalankan bisnis, perusahaan menggunakan sumber daya yang sekecil-kecilnya untuk mendapat penghasilan yang sebesar-besarnya. Tidak jarang perusahaan melakukan kecurangan-kecurangan dengan tujuan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Disisi lain, tujuan utama masyarakat adalah tujuan sosial, yaitu memperoleh kemakmuran bersama dari anggota masyarakat tersebut. Hal itu jelas sangat kontradiktif dengan tujuan bisnis yang dijalankan perusahaan, dimana perusahaan tidak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat.
Perusahaan dapat dengan mudahnya mengenali kelompok masyarakat, karena masyarakat umumnya memiliki suatu pola perilaku tertentu. Masyarakat mudah dikenali karena perilaku konsumsi akan kebutuhan tertentu, yang tergambar dengan permintaan masyarakat.
Sedangkan bagi masyarakat, agak sulit untuk mengetahui keadaan sebenarnya dari suatu bisnis perusahaan, karena masyarakat tidak sepenuhnya mengetahui praktek bisnis yang dijalankan perusahaan. Untuk itu masyarakat mengandalkan pandangan atau pendapat yang dikeluarkan oleh Akuntan Publik atas hasil pemeriksaan terhadap suatu perusahaan.
Tentunya Akuntan Publik dalam mengeluarkan pandangan atau pendapat dibatasi oleh ketentutan-ketentuan tertentu , sehingga apa pendapat akuntan tersebut bersifat andal dan dapat dapat dipertanggung jawabkan serta tidak bertentangan dengan Etika Akuntan Publik.

Beberapa hal yang diharapkan oleh masyarakat terhadap profesi akuntan publik adalah:
a.       Masyarakat pada umumnya mengatakan akuntan sebagai orang yang profesional khususnya di dalam bidang akuntansi. Karena mereka mempunyai suatu kepandaian yang lebih di dalam bidang tersebut dibandingkan dengan orang awam.
b.      Masyarakat berharap bahwa para akuntan dapat mematuhi standar dan sekaligus tata nilai yang berlaku dilingkungan profesi akuntan.
c.       Masyarakat dapat mengandalkan kepercayaannya terhadap pekerjaan yang diberikan, sehingga masyarakat dapat menentukan sebuah pilihan.

3.    Nilai-nilai Etika
Etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan-permasalahan dunia nyata. Etika merupakan pembelajaran tentang norma-norma dan nilai-nilai yang berkaitan dengan salah dan benar, baik dan buruk, seperti yang harus kita lakukan dan tindakan apa yang harus dihindari.(Leonard J. Brooks, 2011).
Menurut Elder (2011), Etika dapat didefiniskan secara luas sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai. Sedangkan Mulyadi (2011), perlunya etika profesional bagi organisasi profesi adalah kebutuhan profesi tersebut tentang kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang diserahkan oleh profesi terlepas dari anggota profesi yang menyerahkan jasa tersebut. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat membutuhkan kepercayaan masyarakat yang dilayaninya. Umumnya masyarakat sangat awam mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh suatu profesi, karena kompleksnya pekerjaan yang dilaksanakan oleh profesi. Masyarakat akan sangat menghargai profesi yang menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan anggota profesinya, karena dengan demikian masyarakat akan terjamin untuk memperoleh jasa yang dapat diandalkan dari profesi yang bersangkutan. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika profesi akuntan publik menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan audit yang dilakukan oleh anggota profesi tersebut.
Elder juga menyebutkan kebutuhan akan etika merupakan hal penting bagi masyarakat agar kehidupan berjalan dengan tertib. Hal ini sangat beralasan karena etika merupakan perekat untuk menyatukan masyarakat. Kebutuhan akan etika dalam bermasyarakat cukup penting sehingga banyak nilai-nilai etika umum yang dijadikan aturan hukum.
Nilai-Nilai Etika Profesi Akuntan adalah sebagai berikut:
a.       Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
b.      Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
c.       Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi.Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
d.      Obyektivitas
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi.
e.       Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada public.
f.       Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
g.      Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
h.      Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.  Teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

4.    Perilaku Etika dalam Pemberian Jasa Akuntan Publik
Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional
Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.
Akuntan adalah sebutan atau gelar profesional yang diberikan kepada seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultasekonomi jurusan akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Ketentuan mengenai praktik Akuntan di Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan (Accountant) yang mensyaratkan bahwa gelar akuntan hanya dapat dipakai oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikannya dari perguruan tinggi dan telah terdaftar pada Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun non-Atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada. Akuntansi sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu: kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. 
Peran akuntan antara lain :
a.       Akuntan Publik (Public Accountants)
            Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah akuntan independen yangmemberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnyamendirikan suatu kantor akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh izin dari DepartemenKeuangan. Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan system manajemen.
b.      Intern (Internal Accountant)
            Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Akuntanintern ini disebut juga akuntan perusahaan atau akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan. tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.
c.       Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
            Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya dikantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).
d.      Akuntan Pendidik
            Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
e.       Ekspektasi Publik
       Masyarakat pada umumnya mengatakan akuntan sebagai orang yang profesional khususnya di dalam bidang akuntansi. Karena mereka mempunyai suatu kepandaian yang lebih di dalam bidang tersebut dibandingkan dengan orang awam sehingga masyarakat berharap bahwa para akuntan dapat mematuhi standar dan sekaligus tata nilai yang berlaku dilingkungan profesi akuntan, sehingga masyarakat dapat mengandalkan kepercayaannya terhadap pekerjaan yang diberikan. Dalam hal ini, seorang akuntan dipekerjakan oleh sebuah organisasi atau KAP, tidak akan ada undang-undang atau kontrak tanggung jawab terhadap pemilik perusahaan atau publik.Walaupun demikian, sebagaimana tanggung jawabnya pada atasan, akuntan professional publik mengekspektasikannya untuk mempertahankan nilai-nilai kejujuran, integritas, objektivitas, serta pentingannya akan hak dan kewajiban dalam perusahaan.



Sejarah Profesi Akuntan di Indonesia

Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukii yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang menanamkan modalnya di Indonesia.
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda-yang merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan-memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan Yunus 1997). Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan Negara-Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso 1995). Akuntan publik yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor  di Indonesia pada tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995).
Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945, dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda masih digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997).

ORDE LAMA
Profesi akunta di Indonesia itu sejarahnya diawali oleh berdirinya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) pada tahun 1957. Karena pada masa ini warisan dari belanda masih dirasakan dengan tidak adanya satupun akuntan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sehingga pada masa ini masih mengikuti pola yang dilakukan oleh belanda, dimana akuntan didaftarkan dalam salah satu register Negara. Belanda sendiri memiliki dua organisasi profesi yaitu Van Academich Gevorormd e Accountants (VAGA) dan Nederlands Institute van Accountants (NIvA). Akuntan – akuntan Indonesia yang lulus pertama periode setelah kemerdekaan tidak dapat menjadi anggota kedua organisasi tersebut.

ORDE BARU
Pada masa orde baru, perekonomian Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan perkonomian ini memberikan dampak terhadap kebutuhan profesi sebagai akuntan. Hal ini karena dengan adanya pasar modal pertama sejak masa orde baru dan juga Karena pada saat itu sudah banyak kantor akuntan yang berdiri dan juga kantor akuntan asing yang bekerjasama oleh kantor akuntan di Indonesia. Pada tahun 1977 atas gagasan Drs. Theodorus M. Tuanakotta IAI membentuk seksi akuntan publik. Hal ini bertujuan sebagai wadah para akuntan publik di Indonesia untuk melaksanakan program pengembangan akuntan publik.  Setelah kurun waktu 17 tahun berjalan sejak didirikannya seksi akuntan publik, profesi akuntan berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan pasar modal dan perbankan di Indonesia, sehingga diperlukan standar akuntansi keuangan dan standar professional akuntan publik yang setara dengan standar internasional.

ORDE REFORMASI
Setelah melewati kedua orde ini, perkembangan profesi akuntan di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari perkembangan perekonomian, dunia usaha dan investasi, pasar modal serta pengaruh global. Secara garis besar tonggak sejarah dari perkembangan  profesi dan organisasi akuntan public di Indonesia memang tak luput dari perkembangan perekonomian Negara khususnya dan perkembangan perkonomian dunia pada umumnya.

Monday, May 11, 2015

English Task: Review Game: BoxBoy!

Review Game BoxBoy!

BoxBoy! is a game that subverts your expectations. The game looks like it belongs on the original Game Boy, but even there it wouldn't seem visually inspired, and the initial puzzles are almost off-puttingly simplistic. However, this black and white platforming game about an anthropomorphic box offers up new challenges in such rapid succession that you quickly progress from smirking condescension over its simplicity to satisfying consternation caused by its more elaborate creations.
The puzzles, particularly in the beginning, can be finished in less than a minute, but this actually works in the game's favor. Like Tetris or any number of other puzzle games, after you finish one round, it always feels like you have time for just one more. That brevity is especially well-suited to a handheld platform like the 3DS, where you have time to solve a few levels while sitting on the bus, or in between TV commercial breaks.



Your goal in each stage is to navigate from point A to point B, generally through narrow, obstacle-filled passages. You run and jump over spikes and pits just like in any other platformer, but what makes your character special is his ability to spawn boxes. The number of simultaneous connected boxes you can create at one time varies with each stage, though you always control how many you want to create at a time. And when you make a new set of boxes, the previous ones disappear. Create one and toss it around for a quick step up, or turn three into an impromptu set of stairs that you push to bridge a hazardous gap. Unlike you, these boxes are not sentient and their only purpose is to help you get around. Instead of neatly detaching yourself from your box bundle, you can also choose to keep it attached and use it like an additional limb. In that role, it can be used to press buttons, lift you out over chasms, or transport you through tight spaces using your ability to reabsorb the squares like grappling hook.
You die often while trying to find the correct box placement to safely traverse a level, but checkpoints are so frequent that it almost feels like there's no punishment for failing. Instead, you're able to plot out a course using focused trial and error without having to repeat puzzles you already know how to do flawlessly. While the game keeps throwing new deadly impediments in your way, you eventually get to the point where you can tell at a glance what blocky shapes you need to chain together to survive. That's when the challenge becomes not just getting to the end, but collecting all of the crowns.
Early on, you run into these optional collectibles as part of making your way normally through each stage; in later levels, the crowns are purposefully placed in a way that requires careful box management. The solution to solving some of the more devious level layouts would only come to me after putting the game away for several hours and coming back with a fresh mind. Suddenly, the answer would stand out as ridiculously obvious, but I not only felt like a genius for figuring out combinations of moving, extending, and retracting boxes, but I also learned valuable lessons for overcoming later stages.
Your basic abilities never change, although you're eventually able to summon more than one set of blocks, and the unlockable costumes you earn by collecting crowns and beating levels are almost purely cosmetic, outside of a lone, late-game bunny costume. But that simplicity is what keeps the game exciting and the puzzles fresh. There are no obstacles that you need to come back to after you unlock a new ability or upgrade; from the moment you start the game, you have everything you need to solve every puzzle: your wits.
BoxBoy! may not make the best first impression, but through the course of my adventure, I began embuing the cute, blocky protagonist with his own personality. To me, he is strong-willed hero willing to brave adversity and overcome any obstacle. He just happens to also be a two-tone square. But going deeper than its simple exterior reveals a game filled with ingenious puzzles and a clever, box-manipulating mechanic. It does what a good puzzle game is supposed to: serve up a challenge and make you feel smarter for figuring out the solution, which was right in front of you all along. When I started BoxBoy!, I thought it would be a game for kids. In the end, it felt like a game especially made for me.


Thursday, April 16, 2015

Review and Summaries: Article Indonesia's Recent News

Goverment needs to adopt conservation farming

In its efforts to achieve food self-sufficiency in the next few years, the government needs to be prudent in implementing policies for the agricultural sector, according to an official from the UN’s Food and Agriculture Organization (FAO).

FAO Representative in Indonesia Mark Smulders said the government needed to introduce policies that promote good agricultural practices.

He suggested that the government would be better off investing in infrastructure development rather than providing fertilizer subsidies for farmers, which proved unsustainable in the long run.

“It’s good to subsidize farming to encourage people to produce food, but you have to be careful how you subsidize farming. [By making] fertilizers and pesticides too cheap, it’s actually having a negative impact,” Smulders said during a discussion in Central Jakarta on Wednesday.

The state has earmarked Rp 28.5 trillion (US$2.18 billion) for fertilizer subsidies this year to help achieve President Joko “Jokowi” Widodo’s food self-sufficiency plan.

According to the Agriculture Ministry, the state is subsidizing 9.5 million tons of fertilizer this year with the assumption that nationwide fertilizer consumption stands at around 800,000 to 900,000 tons per month. Currently, Indonesia consumes 15.2 million tons of fertilizer annually.

Jokowi has stated that he wants the country to be self-sufficient in sugar, rice and corn within four years, asking farmers to work hard to raise production levels.

Smulders argued that the subsidy policy provided “short-term gain and long-term pain” as costs increasingly outweighed the benefits. “You can get high yield with high [use of] fertilizer [...] but it has very high costs and ruins the soil,” he explained.

As an alternative solution, the FAO official suggested the state adopt conservation agriculture (CA), a concept that promotes the preservation of soil and natural resources while also providing higher yields, all by using a combination of traditional techniques.

In September 2013, the international organization initiated a pilot project involving 4,902 farmers in nine districts across East and West Nusa Tenggara, “reintroducing” a number of old techniques to revitalize soil fertility.

The four-year program, implemented with the help of the Agriculture Ministry’s district offices and four local NGOs, was funded by the US Agency for International Development’s (USAID) Office for US Foreign Disaster Assistance, which disbursed $1.6 million for the first two years of the program, with the budget set to double this May.

The FAO set up 30-hectare CA demonstration plots in 237 locations across the two provinces, which were chosen for their barren land and vulnerability to climate change, according to FAO representative assistant for programmes Ageng Herianto.

After planting maize on the demonstrations plots, which used CA techniques like permanent soil cover, planting holes and intercropping, the average yield of corn crops more than doubled from 2 tons per hectare to 4.5 tons per hectare in one planting season, Ageng revealed on Wednesday.

He said that farmer groups from each location were encouraged to adopt CA on 300 hectares of their own land after witnessing such positive results, adding that the techniques could also be used for other food crops.

“We’re trying to show that farmers notice the environment very well [...] so when they see something that works, they’ll immediately adopt [it],” Smulders explained.

“We’d like to see the government promote these good practices, to put in place policies and mechanisms — and even subsidies, if they’re appropriate — to help introduce these new technologies.” 

Summaries:



Government warned to adopt conservation farming. Indonesian government needs to adopt conservation farming, according to the United Nations’ (UN) Food and Agriculture Organisation (FAO). In its efforts to achieve food self-sufficiency in the next few years, the government needs to be prudent in implementing policies for the agricultural sector, according to an official from the UN’s Food and Agriculture Organization (FAO).
The suggestion is for the government to invest in infrastructure development rather than simply subsidising fertilisers, which the government plans on doing this year through the earmarked 2015 budget of fertilisers subsidy. A conservation farming method comprises of techniques such as permanent soil cover and planting holes and intercropping. The farming method promotes for soil and natural reserves preservation while also helps farmers to increase yields, all by using a combination of traditional techniques. With fertilisers, crops could also get higher yield, but the cost is too high as fertilisers are expensive and they ruin the soil, according FAO Indonesia representative Mark Smulders. To disseminate about conservation farming to Indonesian farmers, the FAO initiated pilot project involving 4,902 farmers in nine districts across East and West Nusa Tenggara. The land for the farming covers 30-hectare demonstration plots of land in 237 locations across the provinces. Agricultural crop has gained more attention as President Joko Widodo seeks for food sufficiency in sugar, rice, and corn within four years. His program was enacted in the 2015 budget by providing subsidy for fertilisers to farmers. (Source: The Jakarta Globe)

Multiple Choice: 


1.  which used CA techniques like permanent soil cover, planting holes and intercropping, the average yield of corn crops more than doubled from ..... tons per hectare to 4.5 tons

A. 4
B. 2
C. 5
D. 1

2. How many location The FAO set up 30-hectare CA demonstration plots?

A. 228
B. 221
C. 237
D. 225

3. What the meaning of FAO?

A. Food and Agriculture Organization (FAO).
B. Food and Agriculture Office
C. Food and Agriculture Offer
D. Food and Agriculture Order


4. When the international organization initiated a pilot project involving 4,902 farmers in nine districts across East and West Nusa Tenggara, “reintroducing” a number of old techniques to revitalize soil fertility?

A. September 2013
B. September 2014
C. September 2015
D. September 2016

5. After planting maize on the demonstrations plots, then?

A. Reduce the Techniques like soil cover
B. Transfer Soil to Permanent Technique
C. which used CA techniques like permanent soil cover, planting holes and intercropping
D. Recover the soil and planting holes 

                                                                      Grammar


1.      Modal
-       Jokowi has stated that he wants the country to be self-sufficient in sugar, rice and corn within four years, asking farmers to work hard to raise production levels
2.      To Be
-       the state is subsidizing 9.5 million tons of fertilizer this year with the assumption that nationwide fertilizer consumption stands at around 800,000 to 900,000 tons per month
3.      Tenses
-       Bank of America Merrill Lynch cut growth prediction for Indonesia from 5.7 percent to 5.5 percent (Present Tense)
-      Jokowi has stated that he wants the country to be self-sufficient in sugar, rice and corn within four years, asking farmers to work hard to raise production levels (Past Perfect Tense)